This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Pages

Sunday, March 10, 2013

Tumpang


Makanan Khas Jawa Timur

Tumpang atau sambal tumpang adalah sebuah makanan khas dari Kota Kediri. Cara penyajian sambal tumpang tak jauh beda dengan cara penyajian sambal pecel, yaitu dengan nasi yang di atasnya diberi aneka lalapan atau sayur-mayur yang telah direbus terlebih dahulu lalu disiram dengan sambal tumpang dan diberi peyek sebagai pelengkap, bisa peyek kacang atau peyek teri.
Sambal tumapang sendiri terbuat dari tempe yang telah busuk atau tempe bosok dan dimasak dengan dicampur aneka bumbu seperti lombok atau cabai, bawang, garam, dan bumbu dapur lainnya. Jangan keburu jijik jika mengetahui bahan dasarnya yang terbuat dari tempe bosok, tapi cobalah dulu rasanya jika telah matang, pasti akan membuat Anda ketagihan.
Ada sebuah cara penyajian unik lagi dari sambal tumpang, yaitu dengan mencampurkan sambal tumpang dengan sambal pecel, perpaduan unik nan lezat ini disebut dengan nasi campur dan sambalnya disebut dengan sambal campur. Aneka makanan dengan tumpang bisa ditemui di sepanjang Jl. Dhoho, Kota Kediri, Jawa Timur.

Semanggi


Makanan Khas Jawa Timur

(Pecel) Semanggi adalah sejenis makanan khas Jawa Timur, dibuat dari daun semanggi yang dikukus dan kemudian dinikmati dengan sambal pedas yang nikmat. Semanggi juga dapat dihidangkan dengan kecambah, kangkung, kerupuk uli yang terbuat dari beras, serta bumbu yang terbuat dari ketela rambat. Ada bermacam-macam versi sambal untuk semanggi. Kalau di Banyuwangi sambal semanggi dibuat dari cabai, serai, belimbing, dan sedikit gula jawa. Di tempat lain berbeda lagi, misalnya di Surabaya yang menggunakan sambal yang dibuat dari gula jawa (lebih banyak), terasi, dan cabai.
Asal mula  jajanan ini dari daerah Benowo dan Manukan, yaitu suatu daerah di Surabaya bagian barat. Racikan bumbu-bumbu sehingga menjadi jajanan semanggi yang siap disantap berawal dari sana. Pecel Semanggi sejak dahulu dijajakan oleh ibu-ibu dengan membawa gendongan berisi bahan dan bumbu semanggi, pincuk  (daun pisang) dan  dingklik (kursi kecil). Hingga saat ini masih dapat dijumpai kekhasan penjual semanggi tersebut di Surabaya.  Saat ini produsen besar semanggi tetap berada di tempat asal mulanya, kemudian dengan gendongan ibu-ibu paruh baya dipasarkan ke seluruh penjuru surabaya.

Cireng


Makanan Khas Sunda

Cireng (singkatan dari aci goreng, bahasa Sunda untuk 'tepung kanji goreng') adalah makanan ringan yang berasal dari daerah Sunda yang dibuat dengan cara menggoreng campuran adonan yang berbahan utama tepung kanji atau tapioka. Makanan ringan ini sangat populer di daerah Priangan, dan dijual dalam berbagai bentuk dan variasi rasa. Makanan ini cukup terkenal pada era 80-an. Bahan makanan ini antara lain terdiri dari tepung kanji, tepung terigu, air, merica bubuk, garam, bawang putih, kedelai, daun bawang dan minyak goreng.
Seiring dengan perkembangan zaman, cireng telah terinovasi hingga variasi rasa yang ada mencakup daging ayam, sapi, sosis, baso, hingga keju dan ayam teriyaki. Bahkan inovasi tidak hanya secara rasa namun bentuk, contohnya adalah cimol. Sekarang Cireng tidak hanya terdapat di Priangan saja, tetapi sudah menyebar ke hampir seluruh penjuru Nusantara. Cireng yang dulu pada umumnya dijual oleh pedagang yang menaiki sepeda dengan peralatan membuat Cireng di bagian belakang sepedanya, bahkan telah tersedia online.

Dadiah


Makanan Khas Sumatera Barat

Dadih (bahasa Minangkabau: dadiah) adalah yogurt tradisional khas Minangkabau yang terbuat dari susu kerbau (Bubalus bubalis). Dari segi bahasa, kata "dadiah" memiliki kemiripan dengan dudh, bahasa dari etnis Sindhi (India dan Pakistan). Sementara itu, kebiasaan orang Persia memakan susu fermentasi dengan bawang merah dan mentimun, mirip dengan kebiasaan memakan dadih yang dilakukan oleh orang Minangkabau pada masa dahulu.
Dadih difermentasi di dalam wadah dari bambu yang ditutup dengan daun pisang (Musa sp.) atau daun waru (Hibiscus tiliaceus) yang telah dilayukan di atas api. Proses fermentasi dilakukan dalam suhu ruangan dan berlangsung hingga terjadi penggumpalan sekitar 2 sampai 3 hari.
Dadih biasanya dikonsumsi sebagai sarapan pagi, dicampur dengan emping (sejenis kerupuk dari nasi) dan gula merah. Dadiah dapat juga dijadikan sebagai lauk pendamping nasi.
Dari beberapa penelitian diketahui bahwa dadih mengandung bakteri baik yaitu asam laktat (Lactobacillus casei) yang potensial sebagai probiotik. Asam laktat di dalam dadih berperan dalam pembentukan tekstur dan cita rasa. Bakteri asam laktat dan produk turunannya mampu mencegah timbulnya berbagai penyakit seperti mencegah enterik bakteri patogen, menurunkan kadar kolesterol di dalam darah, mencegah kanker usus, anti mutagen, anti karsinogenik, dan meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu, dadih diduga efektif sebagai antivaginitis.

Bika Ambon

Makanan Khas Sumatera Utara

Bika ambon adalah sejenis penganan asal Indonesia. Terbuat dari bahan-bahan seperti telur, gula, dan santan, bika ambon umumnya dijual dengan rasa pandan, meskipun kini juga tersedia rasa-rasa lainnya seperti durian, keju, dan cokelat. Bika ambon biasanya dapat bertahan dalam kondisi terbaik selama sekitar empat hari karena setelah itu kue tersebut mulai mengeras.

Menurut penjelasan M Muhar Omtatok, seorang seorang budayawan dan sejarahwan, Kue Bika Ambon terilhami dari Kue khas Melayu yaitu Bika atau Bingka. Selanjutnya dimodifikasi dengan bahan pengembang berupa Nira/Tuak Enau hingga berongga & berbeda dari kue Bika atau Bingka khas Melayu itu. Selanjutnya M Muhar Omtatok menyebutkan bahwa kue ini disebut Bika Ambon karena pertama sekali dijual & popular di simpang Jl Ambon – Sei Kera Medan.
Bika ambon dikenal sebagai oleh-oleh khas Kota Medan, Sumatera Utara. Di Medan, Jalan Mojopahit di daerah Medan Petisah terdapat sedikitnya 30 toko yang menjual kue ini. Setiap toko di lokasi ini bisa menjual lebih dari 1.000 bungkus bika ambon per hari apabila menjelang hari raya. Diperkirakan, sebutan bika ambon muncul dari kebiasaan masyarakat yang dahulu baru mengenal bika yang diproduksi di jalan ambon, Medan. Penyebutan bika ambon akhirnya menjadi tradisi seiring dengan berkembangnya industri makanan ini.